Bagong Ala PKS


Bagong adalah salah satu tokoh Punakawan di pewayangan. Bagong itu anak ketiga Semar yang tercipta dari bayangan Semar. Lalu bagaimana dengan karakter Bagong ?

Muhammad Nur Rahman mengatakan bahwa Bagong berasal dari kata “Baghoo” (bahasa Arab) yang artinya senang membangkang, menentang dan memberontak. Jiwanya antagonis sebagai luapan kegelisahan terhadap situasi yang carut marut dan kritisnya untuk memunculkan sebuah perbaikan.

Berbeda dengan Semar, bila tidak menyukai sebuah sistem, ia akan diam lalu menasihatinya dan mewarnai sistem secara perlahan, sehingga yang dinasihati dan yang diperbaiki tidak merasa bahwa dia sedang dinasihati.

Sedangkan Bagong bila melihat sebuah sistem yang rusak, maka dia akan melakukan pemberontakan yang didasari kebenaran yang jelas-tegas, berani mengkritik rezim yang berkuasa, bila rezim tersebut benar-benar melakukan kesalahan yang fatal.

Akhir-akhir ini pendekatan politik PKS mirip ulang Bagong sang Punakawan yaitu frontal, berani dan tegas. PKS menjadi mitra koalisi pemerintahan SBY namun sikapnya sering kali berbeda dengan mitra koalisi lainnya. PKS sering dijuluki “anak nakal” dan “tidak tahu malu’ karena tidak mau disetir.

Sikap ini memang dicemooh oleh para partai pendukung koalisi dan disudutkan di media-media, namun sikapnya tidak pernah berubah. Dengan percaya diri, PKS berani beragumentasi atas sikapnya dengan jelas dan logis. Walau resikonya dikurangi kursi mentrinya, walau akhirnya tidak pernah diajak bicara dalam pertemuan-pertemuan koalisi.

Di saat publik membela KPK secara membabibuta, tiba-tiba tampilah Fahri Hamzah. Bagai petir di siang hari, dia mengatakan bubarkan KPK. Publik merespon dan mencemooh dengan cepat, dipersepsikan sebagi aksi ketidakberpihakan PKS terhadap pemberantasan korupsi.

Lama-kelamaan publik pun menyadari bahwa kerja-kerja KPK mulai menyimpang dari tujuan awalnya. Para perancang undang-undang pemberantasan korupsi pun mulai menyuarakan tindakan korektif terhadap KPK.

Masyarakat luas pun mulai melihat beragam penyimpangan KPK dalam menyelesaikan beragam kasus yang ditanganinya. Dimana hukum menjadi berbaur dengan politik, hukum jadi komoditas balas dendam, dan hukum untuk mengamankan posisi.

Hal ini terlihat semakin banyak tokoh yang menyuarakan pembubaran KPK sebagai bentuk keprihatiannya agar KPK kembali pada tujuan awal didirikannya. Dan respon masyarakat terhadap KPK pun mulai terbelah, tidak menudukng secara membabi buta lagi, tetapi mendukung KPK dengan inputan-inputan positif bagi keberlangsungan pemberantasan kourpsi yang komprehensif diseluruh lembaga.

Pada sisi lain, sikap Bagong seharusnya menjadi guru juga bagi pengelolaan terhadap kondisi internal dan para kadernya. Gaya keseharian Bagong adalah sederhana, tangguh dalam kondisi sedih dan genting, memiliki ketabahan hati yang luar biasa terhadap sikap yang telah diambil.

Karakter Bagong yang humoris dalam menyampaikan pesan dapat digunakan oleh kader PKS agar lebih berbaur dengan masyarakat.(nasrullahmu/kompasiana/muslimina) DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About MUSLIMINA

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment