Ketika Puan, Jokowi dan PDI-P Menjadi Semakin Lebay

Follow Me : @assyarkhan

Sebagaimana diberitakan media bahwa Jokowi tidak hanya disadap tetapi juga diteror dengan adanya Kapal Jokowi meledak dan mobil Jokowi bannya di sobek orang tak dikenal, Anehnya mengapa berita penyadapan lebih heboh ketimbang berita meledaknya kapal yang dinaiki Jokowi dan ban mobilnya disobek.

Puan Maharani melalui Vivanews menyebutkan bahwa ketika Jokowi ke Pulau Seribu tiba-tiba kapalnya meledak dan ban mobilnya disobek-sobek. Ah Masa Sich….

Sesuatu yang tidak masuk akal karena seharusnya meledaknya kapal yang dinaiki Jokowi sebelum berita penyadapan ini harusnya lebih heboh tetapi tidak ada berita sama sekali beritanya selain dari mulut puan maharani sendiri padahal tidak ada jejak “pantat” jokowi yang tidak diikuti oleh wartawan, seharusnya kabar meledaknya kapal Jokowi ini dahsyat sekali beritanya. Ini yang dinamakan politik pencitraan, populeritas dan selebritas, Jokowi tidak ubahnya seperti Julia Perez yang selalu dikabarkan meninggal tabrakan dan Dewi Persik yang memiliki musuh banyak untuk sekedar mengembalikan POPULERITASnya apabila sudah redup.

Berdasarkan beberapa fakta terakhir memang Jokowi telah meredup seperti gagalnya menangani Banjir Jakarta, Bus China yang tidak sesuai kualitas dengan kehebohannya kemudian beberapa fakta yang menyebutkan Jokowi Gagal menunaikan janji kampanyenya.

Berikut ini kutipan kalimat dari Puan Maharani yang lebay itu “Saya juga dengar hal tersebut (teror), tapi tidak bisa membuktikan apakah hal tersebut disengaja oleh pihak-pihak di luar, atau ada masalah teknis, kemudian menjadi suatu hal yang diasumsikan ada sabotase,” kata Puan di Gedung DPR, Jakarta, Senin 24 Februari 2014 kepada Vivanews

Saya melihat ada ungkapan yang harusnya menjadi perhatian Kita semua ketika setiap Partai Politik membuat berbagai cara untuk bisa mempengaruhi publik, mungkin saja berita itu bohong semua, bahkan sebelum isue seperti ini dilontarkan ke publik sangat bisa terjadi beberapa kader menolak cara ini, tetapi petinggi Partai bisa saja berkata begini “Tenang aja, Ga ada yang percaya kalo Kita Bohong, Ini kan tahun politik, Semua hal bisa terjadi itu saja alasan Kita ke media jika wartawan nanya tentang kebenaran berita ini”

Cara Jokowi dan PDI-P mengcounter populeritas Jokowi yang meredup relatif sangat lebay, untungnya isunya bukan Rumah Dinas Jokowi ditemukan Bom, tetapi mendekati tanggal pemilihan bisa jadi nanti benar-benar ada yang memasang Bom dan tim gegana yang mendatangi rumah Jokowi dan rakyat langsung berkata “Ohh..Benar Ya, Jokowi Kita lagi diteror” padahal mungkin saja yang melakukanya adalah Kader PDI-P sendiri, hal ini dilakukan untuk memastikan kemenangan Pemilu saja.


Dulu, pernah ada kejadian di Jawa Timur agar PKB menjadi “Raja” di Jawa Timur era Gusdur (alm), diberitakan dan ditemukan pengurus PKB telah telas ditembak lawan politik, hal semacam ini sangat mungkin terjadi bukan lawan politik tetapi untuk kemenangan Politik bahkan orang dalam sendiri ada yang dikorbankan, Kondisi ini pernah terjadi di India dimana seorang kandidat menembak anaknya sendiri kemudian besoknya diberitakan lawan politiknya telah melakukan itu, sehingga kandidat tersebut memenangkan Pemilu. Politik Kekuasaan itu memang kejam dan keji bagi mereka yang terlalu berambisi menjadi Fir’aun di Setiap Negeri dimuka bumi ini.


Sebenarnya Warga sudah bosan dengan politik pencitraan seperti yang terjadi pada Jokowi saat ini, Sebenarnya apa yang dikatakan Marzuki Ali ada benarnya juga dimana sebaiknya PDI-P dan Jokowi sebenarnya bisa melaporkannya ke Polisi bukan ke media, memang media bisa menangkal penyadapan itu, Hanya otak orang sinting yang menyatakan media dapat mengatasi penyadapan ketimbang polisi.


Jika kemudian ketika melapor Polisi itu ada media maka itu tidak menjadi persoalan, bukankah para artis juga bisa membayar “KPK” agar populeritas mereka naik kembali dengan dikaitkannya diri mereka pada Tersangka Korupsi? Aha, Cari uang di dunia selebritas itu sangat mudah sekali.

Bisa jadi juga antara KPK dan Selebritas itu ada permainan, diantara Selebritas itu ada yang menyatakan “KPK, Tolong dong seret dong nama gue di kasus wawan, order lagi sepi nich…nanti cingcay dech….” Hahahaha…..Dunia selebritas misalnya, coba tanya berapa banyak Selebriti yang membayar Polisi untuk mengangkat kasus mereka yang dibuat-buat atau sebenarnya tidak ada? Nah, terkait Jokowi….Semuanya bisa main mata dengan Polisi kok….


Saya Pikir, langkah selanjutnya PDI-P bisa membuatkan naskah FTV (Film Televisi) agar bisa tayang di SCTV atau Indosiar dengan judul “Jokowi oh Jokowi, Pemimpin Korban Teror”, diputarnya deket-deket pencoblosan, kayanya PDI-P langsung jadi Pemenang Pemilu 2014.


Kalau mau berfikir cerdas sedikit sesungguhnya aksi penyadapan bukan baru kali ini saja dan bukan Jokowi saja, sebuah kebiasaan SELEBRITAS menjadi budaya perusak demokrasi di Indosia saat ini, tidak ubahnya banyak artis yang membuat berita settingan untuk menaikan populeritasnya dan Jokowi tidak ubahnya sebagai Selebritinya PDI-P untuk menaikan elektabilitas. Sayang sekali apabila ternyata semuanya berita bohong.


Jika PDI-P semakin lebay dan ada upaya Selebritas didalamnya maka kemungkinan besar ada apa-apanya terkait Bus Trans Jakarta yang dibeli Jokowi dari Cukong Cina tersebut.


Semoga PDI-P bukan mengarang kisah ini untuk sekedar menjadi FTV di media TV Nasional, Kasihan Jokowi yang kini menjadi Vote Getter PDI-P, PDI-P relatif suka bersandiwara, di pentas Nasioanal berkali-kali mengatakan bahwa “Jokowi tidak akan dicalonkan sebagai Presiden” tetapi diakar rumput Film Jokowi dibawa kemana-mana untuk membangun opini kepada warga akar rumput bahwa “Jokowi Presiden PDI-P”. Jadi, Saya tidak percaya jika PDI-P tidak mencalonkan Jokowi sebagai Capres 2014 mendatang. Jika ternyata tidak, maka semakin kasihan pada Jokowi yang menjadi “Budak” PDI-P untuk menaikan jumlah Pemilih pada Pemilu legistlatif 2014, setelah itu tetap Megawati naik menjadi Calon Presiden.


Hasil riset Saya menyebutkan bahwa disetiap pertemuan PDI-P di akar rumput diseluruh Indonesia selalu membawa film Jokowi sebagai alat kampanye untuk pemilih PDI-P tetapi disisi lain Megawati dan PDI-P di Media Nasioanal menyatakan tidak akan mencapreskan Jokowi. Lalu, apa tujuanya membawa nama Jokowi dalam setiap kampanye di akar rumput? Jawab sendiri aja dech….


Sumber :

Puan : Kapal yang Dinaiki Jokowi Meledak

Jakarta, 25 Februari 2014

ADI SUPRIADI / Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About MUSLIMINA

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment