"Gunakan Teknologi Penyedot Data KPU, Dicurigai Jokowi Curangi Pilpres 2014"


Bocoran chat politisi NasDem Akbar Faizal di group WhatsApp dengan Deputi Staf Kepresidenan Yanuar Nugroho, menjadi isu panas. Dalam chat itu, Akbar menyinggung soal penggunakan teknologi IT kubu Joko Widodo-Jusuf Kalla yang dapat menyedot data Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Pengamat politik Sahirul Alem meminta agar Akbar Faizal dan Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Panjaitan untuk jujur soal adanya teknologi penyedot data KPU itu. “Luhut dan Akbar Faizal harus jujur tentang teknologi itu. Ini menyangkut hasil Pilpres 2019 yang diduga banyak kecurangan,” kata pengamat Sahirul Alem kepada intelijen (06/04).

Alem menduga, ada kegiatan pencurian data Pemilu terkait teknologi penyedot data KPU itu. “Kalau disebutkan bahwa Luhut, terkait dengan adanya teknologi yang cukup memarkirkan mobil di depan kantor KPU, lalu seluruh data-data KPU bisa tersedot oleh teknologi itu, maka patut dicurigai ada kegiatan pencurian data Pemilu di situ,” papar Alem.

Menurut Alem, jika Akbar dan Luhut jujur, publik tidak menduga-duga adanya kecurangan Pilpres. “Agar publik tidak menduga-duga adanya kecurangan atau kegiatan ilegal, yang dilakukan oleh tim pemenangan pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden tertentu, pada masa Pilpres dengan menggunakan teknologi penyedotan data, baik Akbar dan Luhut harus menjelaskan ke publik,” tegas Alem.

Diberitakan sebelumnya, dalam surat kepada Yanuar Nugroho melalui chat di group WhatsApp yang akhirnya bocor ke publik, Akbar menyinggung peran Luhut dalam Pilpres 2014. Akbar menyinggung proposal Luhut tentang sistem IT, yang cukup memarkir mobil di depan KPU dan seluruh data-data bisa tersedot.(intelijen) DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment