Singapura Menang Tanpa Perang Melawan Indonesia


Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk merendahkan negara sendiri dengan menunjukkan kelebihan Singapura, tetapi dimaksudkan lebih untuk bahan instropeksi diri atau mawas diri bahwa luas negara dan jumlah penduduk yang besar bukanlah dua hal yang patut dibanggakan lagi. Kualitas dan kesejahteraan rakyatlah yang harus dikedepankan.

Singapura menerapkan strategi perang Sun Tzu “Ketika musuh terlalu kuat untuk diserang, seranglah sesuatu yang berharga yang dimilikinya. Ketahui bahwa musuh tidak selalu kuat di semua hal. Entah di mana, pasti ada celah di antara senjatanya, kelemahan pasti dapat diserang.

Inti dari Strategi perang Sun Tzu tersebut adalah “Anda dapat menyerang sesuatu yang berhubungan atau dianggap berharga oleh musuh untuk melemahkannya secara psikologis”.

Ini fakta-fakta yang mendukungnya:

1. Memberikan hutang sebanyak-banyaknya kepada Indonesia
Singapura mengetahui bahwa Indonesia tidak bisa memanfaatkan sumber dayanya yang melimpah secara baik, cerdas dan optimal. Sebagai contoh bahwa Indonesia mempunyai sumber energi yang luar biasa (fosil dan terbarukan), tetapi tidak bisa memanfaatkannya dengan baik dan cenderung suka menperoleh pendapatan dengan cara instan, Indonesia lebih suka berhutang, Singapura pun memberikan hutang kepada Indonesia sampai sekarang sebesar USD 47.4 miliar. Indonesia adalah negara pengutang terbesar di Singapura, negara AS saja kalah banyak hutangnya dibanding Indonesia, AS hutangnya di urutan kedua sebesar USD 38.4 miliar.

2. Indonesia impor minyak dari Singapura
Kilang minyak Indonesia sudah 20 tahun tidak bertambah. Kilang-kilang minyak Indonesia yang ada sudah tua dan produktivitasnya terus merosot. Kebutuhan minyak Indonesia saat ini sebesar 1.6 juta bpd (barrel per day). Sedangkan kilang Pangkalan Brandan, Kilang Dumai, Kilang Plaju, Kilang Cilacap, Kilang Balikpapan, Kilang Kasim dan Kilang Balongan hanya mampu berproduksi sebesar 760 ribu bpd (barrel per day), dikurangi cost recovery dan bagi hasil total produksi yang dikuasai oleh Pemerintah hanya 500 ribu bpd, sedangkan kebutuhan minyak Indonesia sebesar 1.6 juta bpd. Kekurangan sekitar 1 juta bpd ini dipenuhi dari aktivitas impor. Dari Singapura, Indonesia membeli minyak setiap hari tak kurang dari 920 ribu bpd.
Selengkapnya dengarkan diskusi di MetroTV dalam link ini.
https://www.youtube.com/watch?v=GqjolIyqqK4

3. Menguasai telekomunikasi Indonesia
Seluruh komunikasi Indonesia disadap oleh Singapura melalui SingTel (Singapore Telecom), operator telepon milik Pemerintah Singapura melalui Telkomsel operator telepon seluler yang ada di Indonesia. Penyadapan komunikasi oleh Singapura ini dimungkinkan karena memiliki saham 35% Telkomsel. SingTel memanfaatkan posisinya menjadi fasilitator akses bagi badan-badan intelijen yang mencakup telepon dan lalu lintas internet.
Majalah ICT menulis bahwa The Sidney Morning Herald (SMH) mengungkap apa yang dilakukan oleh Singapura melalui SingTel adalah bagian kemitraan antara badan-badan intelijen negara, yang meluas ke rekan Inggris dan Amerika, untuk memanfaatkan kabel serat optik bawah laut yang menghubungkan Asia, Timur Tengah dan Eropa (SEA-ME-WE). SEA-ME-WE-3 merupakan kabel serat optik telekomunikasi bawah laut yang selesai tahun 2000 dengan panjang 39.000 kilometer.
Menurut SMH, berdasar data dari intelijen Australia didapat informasi bahwa Singapura bekerja sama dalam mengakses dan berbagi komunikasi yang dibawa oleh kabel SEA-ME-WE-3. Selengkapnya baca link ini. http://hankam.kompasiana.com/2013/11/22/sedap-sadap-indonesia-selama-15-tahun-google-sadap-kita-juga-613104.html

4. Mempermudah penyimpanan uang orang Indonesia
Menurut survei tahunan Bank Dunia yang dituangkan dalam laporan bertajuk ‘Doing Business’ menempatkan Singapura pada peringkat pertama dengan nilai 88,27. Predikat ‘negara dengan kemudahan untuk berbisnis’ menurut survei Bank Dunia ialah yang kesembilan kalinya bagi Singapura. Sedangkan Indonesia hanya peringkat 114, lebih baik dari Kamboja dan Timor Leste di antara negara ASEAN. Sumber berita disini.
Predikat tersebut tentu saja menjadikan Singapura sebagai tempat yang aman untuk melakukan bisnis dan menyimpan uang. Tak heran jika orang Indonesia suka menyimpan uangnya di Singapura, konon jumlah simpanan itu mencapai Rp 3,000 triliun.
Selengkapnya link disini. http://kaltim.tribunnews.com/2014/08/26/tabungan-orang-indonesia-di-singapura-capai-rp-3000-triliun.

5. Memperluas wilayah teritorial
Ini bukan rahasia lagi, jika Singapura baik secara legal maupun ilegal mengeruk pasir Indonesia untuk memperluas wilayahnya. Memang ada hasilnya, daratan Singapura meluas dari 581,5 km2 pada 1960-an menjadi 718.3 km2 saat ini, dan akan meluas lagi hingga 100 km2 pada 2030.

Masih banyak fakta-fakta lain yang memperkuat bahwa Indonesia secara perlahan dikeruk asetnya selain uangnya oleh negara kecil yang perkasa, Singapura.

Sebenarnya Singapura tahu diri, mereka tidak akan berani apabila Indonesia punya Presiden tegas seperti Soekarno. Mereka juga tidak akan berani apabila Indonesia mempunyai seorang Presiden yang sangat berwibawa tinggi seperti Soeharto.

Sayang, kewibawaan dan ketegasan keduanya tidak ada dalam Pemerintahan Indonesia sejak "REFORMASI" hingga Pemerintahan yang sekarang, sehingga Singapura berani melecehkan bangsa Indonesia.

Jadi siap-siap saja Indonesia dikuasai secara perlahan oleh Singapura. DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment