Awas Janggut Sarang Bakteri

Pada bulan Mei web Online National Geographic Indonesia memuat suatu artikel tentang janggut dengan judul Janggut Sarang Bakteri. Bahkan dalam akun Twitternya NGI mengatakan “kepada kaum pria mungkin anda harus berpikir dua kali untuk tetap membiarkan janggut tumbuh di wajah anda”.

Apa yang dijelaskan oleh Media National Geographic Indonesia ini mengacu pada sebuah penelitian beberapa orang yang tergabung dalam tim penelitian di Alburqueque, Meksiko, dengan mengambil sampel mencabut sejumlah janggut pria dan menelitinya.

Meski peneliti dari Alburqueque tersebut belum menemukan bakteri apa persisnya yang terdapat di janggut, penemuan ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan di tahun 2000, dengan hasil yang sama dengan penelitian terkini.

Seperti yang dikatakan tim peneliti studi yang dimuat di jurnal online NCBI ini, para pria disarankan untuk mencukur janggut mereka untuk melindungi diri dari bakteri yang mungkin bersarang.
Jika tidak, kebiasaan untuk mencuci janggut juga disarankan, diikuti dengan kebiasaan mencuci tangan setiap sebelum menyentuh makanan.

Namun National Geographic tidak menyebutkan bagaimana metode dan siapa saja peneliti ahli yang terlibat. Lalu bagaimana dengan hasil sampel pengambilan janggut berapa banyak yang terkontaminasi berapa yang tidak. Apakah 100% hasilnya adalah sarang bakteri atau hanya sebagian kecil saja.

Lalu bagaimana pendapat ahli tentang manfaat jenggot yang tidak dipublish Oleh National Geographic Indonesia? Berikut tim sharia.co.id merangkumnya sebagai penyeimbang informasi agar pembaca tidak disesatkan oleh klaim sepihak National Geographic Indoneisa.

Menurut penelitian dari University of Southern Queensland diterbitkan dalam jurnal Radiation Protection Dosimetry, wajah berjanggut menawarkan perlindungan yang signifikan terhadap kerusakan akibat sinar matahari dan kanker kulit.
Para peneliti menemukan, bagian wajah tertutup oleh jenggot dan kumis rata-rata tiga kali kurang terpapar sinar UV yang berbahaya dibandingkan dengan wajah yang bebas rambut.

Penelitian yang dilakukan dengan manekin yang tertempel janggut, serta manekin yang dicukur bersih untuk membandingkannya. Peneliti menggunakan teknik dosimetrik, yang mengukur jumlah sinar atau radiasi yang diserap dalam waktu tertentu.

Hasil penelitian menunjukkan, jenggot menawarkan perlindungan 90-95 persen dari sinar matahari, tergantung pada panjangnya rambut.

“Umumnya rambut menawarkan perlindungan yang baik terhadap sinar matahari,” kata Dr Nick Lowe, dokter kulit terkemuka yang berbasis di London.

Seiring waktu, rambut wajah bisa membantu menjaga kulit tetap muda dan dalam kondisi yang baik mencegah penuaan dini. “Rambut menghentikan air meninggalkan kulit sehingga menjaga kelembabannya dengan melindungi dari angin, yang mengeringkan kulit dan menghalangi pelindung kulit,” ujar Dr Lowe.

Janggut tebal yang tumbuh di bawah dagu dan leher akan menaikkan suhu leher dan membantu melawan pilek.

“Rambut adalah isolator yang membuat Anda hangat. Janggut yang penuh, panjang, sebagai perangkap udara dingin dan menaikkan suhu leher yang menjadi bonus ketika Anda berada di suhu dingin,” ujar Carol Walker.

“Bila Anda sakit tenggorokan, tubuh membangun temperatur untuk membunuh virus”. Masih kata Carol Walker.

Ahli lainnya juga membenarkan klaim Walker, “Rambut di sekitar dagu dan leher menambahkan lapisan perlindungan. Rambut wajah dapat bertindak sebagai penghalang fisik terhadap suhu dingin”, kata Dr Chua.

“Suhu tubuh yang lebih tinggi bisa membantu batuk, meskipun Anda perlu melihat penyebab untuk mengobatinya”. Menurut Dr. Felix Chua.

Yang perlu diperhatikan adalah bagi pria bukan memotong habis janggut namun perlu merawat dan rajin membersihkan janggut agar tidak ada sisa bekas makanan yang bisa menyebabkan tumbuhnya bakteri.

“Pria perlu mencuci dan memotong jenggot dan kumis mereka secara teratur dan meyakinkan tak ada sisa makanan di sekitarnya,” ujar Carol Walker.

Selama anda mampu merawat dan membersihkan janggut dengan berkala, maka tidak perlu hawatir akan adanya sarang bakteri. Karena rambut di dagu sama halnya juga dengan rambut dikepala perlu dirawat dan dirapikan agar tidak mengganggu aktivitas kita sehari-hari.

Penulis: Neidzar DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment