Budha Gautama : Akan Datang Sang Maitreya Nabi Akhir Jaman


Hari ini Umat Budha Indonesia akan merayaka Hari Raya Waisak hari kelahiran sang Sidharta Budha Gautama, yang lahir pada tahun 623 S.M. Perayaan di pusatkan di komplek candi Borobudur Jawa Tengah juga akan di hadiri oleh ribuan bhiksu dan umat Budha dari seluruh wilayah Indonesia.

Menarik menelusuri sedikit sejarah kehidupan sosok Budha Gautam beliau dikenal oleh para umat Buddha sebagai seorang guru yang telah sadar atau tercerahkan yang membagikan wawasan-Nya untuk membantu makhluk hidup mengakhiri ketidaktahuan/kebodohan (avidyā), kehausan/napsu rendah (taṇhā), dan penderitaan (dukkha), dengan menyadari sebab musabab saling bergantungan dan sunyatam dan mencapai Nirvana (Pali: Nibbana) , para pengikut-pengikutnya kemudian mencatat dan mengklasifikasikan ajarannya dalam 3 kitab sucinya yang paling tua yang diketahui hingga sekarang tertulis dalam bahasa Pâli dan Sansekerta; terbagi dalam tiga kelompok besar yang dikenal sebagai ‘pitaka’ atau ‘keranjang’, yaitu : Vinaya Pitaka, Sutta Pitaka, dan Abhidhamma Pitaka oleh karena itu Kitab Suci agama Buddha dinamakan Tipitaka (Pâli) atau Tripitaka (sansekerta). Di antara kedua versi Pâli dan Sansekerta itu, pada dewasa ini hanya Kitab Suci Tipitaka (Pâli) yang masih terpelihara secara lengkap, dan Tipitaka (Pâli) ini pulalah yang merupakan kitab suci bagi agama Buddha mazhab Theravâda (Pâli Canon).

Penjelasan dari beberapa sumber kitab tersebut beberapa kali menyebutkan sedikit tanda tanda kehadiran nabi akhir zaman yaitu Rosulullah Muhamad SAW, atau sering juga di sebut “Buddha Maitreya” atau “Metteyya”. Untuk menelaah tentang kehadiran Muhammad dalam agama Buddha maka kita bisa mengambilnya dari beberapa sumber. Diantaranya:

Sumber-sumber Burma /Myanmar:
“Akulah sang Buddha Agung. Tetapi setelah aku, Metteyya tiba. Sementara hidup bahagia ini terus bergulir, menyonsong bertahun-tahun kisahnya yang kan berlalu. Buddha ini yang kemudian disebut Metteyya, begitu agung dan menjadi teladan umat manusia” (Buddhism in Translation oleh Warren, hh. 482)

Sumber-sumber Srilangka:
Ananda ( Umat Pengikut ) bertanya pada yang diberkati: “Siapa yang akan menuntun kami setelah kau tiada?”..

Dan yang Diberkati menjawab:
“Bukanlah aku Buddha pertama yang dikirimkan ke atas dunia, dan bukanlah aku yang terakhir. Pada saatnya, seorang Buddha lain akan datang ke atas dunia ini. Buddha yang suci, yang sangat diberkati, diberi kebijaksanaan tindakan, keberhasilan, memahami jagat saya, pemimpin yang tiada tara, pemimpin para malaikat dan umat manusia. Dia akan memberimu kebenaran abadi yang sama seperti yang telah aku ajarkan kepadamu. Dia akan menyebarkan pesan-pesannya, mulia asalnya, gemerlap puncaknya, dan penuh kemenangan tujuannya. Dia akan mencanangkan kehidupan yang religius, sepenuhnya sempurna dan suci, seperti yang sekarang aku canangkan”.

Ananda bertanya: “Bagaimana kami akan mengenalinya?”

Yang Diberkati menjawab:

“Dia akan dikenal sebagai Metteyya, nama yang berarti kebaikan” (The Gospel of Buddha oleh Carus, hh. 217-218). Atau dia dikenal sebagai Maitreya…”. (Maitreya artinya seorang yang pengasih dan yang dimuliakan atau terpuji), bandingkan dengan julukan Muhammad SAW sejak kecil dengan Al Amin…, yang memiliki sifat kasih sayang yang luar biasa bahkan terhadap lawan atau yang memusuhinya). Catatan bahwa dalam bahasa Sankrit : Maitreya, bahasa Pali : Metteyya, bahasa Inggris : Mercy, bahasa Arab : Rahmah,Rahmat. Terjamahan sederhana ini sesuai dengan ayat dalam al Qur’an surat Al Anbiya (21) ayat 107 yang terjemahannya : “Dan tiadalah Kami (Allah) mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk menjadi RAHMAH bagi semesta alam”.

Kitab agama Buddha yang di tulis oleh Carus, muka surat 214 : “Buddha pernah berkata: “Terdapat dua peristiwa di mana rupa Tathagata (Buddha) akan jadi amat cerah. Peristiwa yang pertama ialah di waktu malam bilamana beliau sudah sampai ke tahap yang paling tinggi dari segi rohani (Nirvana). Peristiwa yang kedua ialah pada malam Buddha meninggalkan dunia yang fana ini (dia mati)”.

Dari keterangan ini, dapat dibandingkan saat Muhammad SAW menjalani peristiwa Isra’ dan mi’raj hingga tempat yang tertinggi pada malam penuh keberkahan, dan saat kematian beliau layaknya seorang manusia biasa (natural) di malam hari dengan penuh ketenangan.

Adapun Ciri lain yang pernah diramalkan oleh Sang Budha Gautama masih terkait kedatangan Rosulullah SAW yang mencirikan agama yang dibawa sang Maitreya atau sang Budha Agung yang ditunggu-tunggu adalah sebagaimana tercantum dalam muka surat 36 Mara-Parinibbana Sutta bab 2 ayat 32, cuplikan dari buku Sacred Books of the East jilid 11, yaitu : “Budha menyebutkan,”Saya sudah menyampaikan keseluruhan agama saya yang benar kepada seluruh lapisan masyarakat. Wahai ananda (murid-murid Budha), seorang Tathagata tidak menyembunyikan sesuatu kebenaran tetapi ia (Sang Maitreya) akan sebarkan dan mengajarkan keseluruhan agama itu (ajarannya tanpa disembunyikan satupun).

Coba bandingkan apa yang dilakukan oleh Muhammad SAW, ia menyampaikan risalah dari Rabb-nya samapi tuntas sebagaimana yang Allah jelaskan dalam Al Qur’an surat al Maidah (5) ayat 3, yaang terjemahannya yaitu : ”Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

Sedangkan dalam ajaran Islam, Rasulullah SAW memberikan arahan berkenaan isi dari kitab-kitab uamt terdahulu ketika ditanya oleh shahabat adalah jangan membenarkan seluruhnya dan juga jangan mendustakan seluruhnya.

Hal ini sebagaimana tercantum dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dalam kitab Bukhori, Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, “Dahulu, Ahli Kitab membaca Kitab Taurat dengan bahasa Ibrani dan menafsirkannya ke dalam bahasa Arab untuk kaum Muslimin,”. Maka Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kalian benarkan perkataan Ahli Kitab dan jangan pula kalian dustakan mereka, akan tetapi katakanlah, ‘Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami.” (HR Bukhari [4485]).

Mengapa demikian? Dikarenakan dalam kitab-kitab terdahulu yang sekarangpun beredar masih tersimpan sebagian kebenaran yang ada, sementara kebenaran lainnya disembunyikan atau diganti oleh mereka yang disesuaikan dengan kepentingan hawa nafsu mereka. Sebagai contoh tentang kebenaran Nubuwah kehadiran Rasulullah SAW, ternyata masih tercantum dan tersimpan rapi dalam bahasa asli kitab mereka, walaupun dalam terjamahan kemudian telah banyak dilakukan penggeseran makna dan arti.

Sebagai seorang muslim kita harus percaya bahwa apa yang diwahyukan Allah SWT melalui Rasulullah SAW adalah benar berkenaan informasi kedatangan Rasul akhir zaman yang bernama Muhammad bin Abdullah SAW yang benar-benar tercantum di dalam berbagai kitab-kitab umat terdahulu. Kalaupun sekarang tidak ada lagi bsa di maklumi karena keberadaan Rosulullah SAW dan para pengikutnya saat itu sangat menggemparkan dunia, baik di barat dan di timur. Persaingan pengaruh besar ini tentu berpotensi besar menimbulkan konflik kepentingan bisnis dan politik. (sharia) DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment