PEMBERONTAKAN DALAM GARDA REVOLUSI IRAN SETELAH KERUGIAN BESAR DI SURIAH


Jumlah korban tewas yang terus meningkat dari Pasukan Elit Garda Revolusi Iran di Suriah mengarah pada pemberontakan di antara beberapa komandan senior, yang telah menolak untuk mematuhi perintah untuk bertarung di Suriah, menurut sebuah sumber yang dekat dengan Garda Revolusi.

Sumber, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan kepada Asharq Al-Awsat beberapa komandan dan sejumlah perwira junior, kini telah diseret ke pengadilan militer atas tuduhan "pemberontakan dan pengkhianatan."

Iran, bersama Rusia, sekutu internasional utama Bashar Al-Assad, telah membantah memiliki pasukan tempur di Suriah, mengklaim hanya telah mengirimkan pejabat dan jenderal dalam kapasitas sebagai penasihat untuk membantu tentara Suriah dan milisi Hizbullat.

Kantor berita Iran Fars, Selasa, memberitakan sekitar 30 personil militer dari Garda Revolusi tewas di Suriah dalam beberapa pekan terakhir, termasuk tokoh berpangkat tinggi seperti Kolonel Mostafa Ezzatollah, Jenderal Farshad Hasoonizadeh, dan Jenderal Hossein Hamedani, yang semuanya tewas di Aleppo.
Sementara itu, sumber mengatakan kepada Asharq Al-Awsat beberapa jenderal Garda Revolusi dari provinsi Ahwaz, yang merupakan wilayah penduduk Iran-Arab terbesar di Iran, memilih pensiun dan memulai bisnis pribadi daripada harus dikirim ke Suriah.

Pengadilan Militer Garda Revolusi telah membuka penyelidikan resmi terhadap sejumlah besar jenderal yang tiba-tiba pensiun sehingga menimbulkan kondisi kritis bagi Garda Revolusi, menurut sumber itu.

Korps Garda Revolusi mempunyai tugas membela nilai-nilai Revolusi Iran baik di dalam negeri dan luar negeri dan anggota harus berjanji setia dan patuh kepada Pemimpin Tertinggi negara Ayatollah Ali Khamenei.

Kematian Komandan tinggi Iran Hossein Hamedani di Aleppo, Suriah pada bulan Oktober menjadi pukulan yang menyakitkan untuk Garda Revolusi Iran.

Sumber itu juga mengatakan tingginya angka kematian di antara Pasukan Quds-unit paramiliter elit Iran,menimbulkan kekhawatiran Garda Revolusi sehingga mulai merekrut para perwira tinggi untuk bertarung di Suriah.

Media oposisi Iran Rooz Online telah melaporkan baru-baru ini bahwa Garda Revolusi telah mulai inisiatif rekrutmen baru di provinsi Sistan dan Baluchistan, untuk memperkuat jajaran mereka setelah banyak personel yang membelot. Garda Revolusi mencoba untuk mengeksploitasi kemiskinan dan masyarakat marginal untuk merekrut para pemudanya dan mengirim mereka ke perang Suriah meskipun masyarakat menolak.

Perekrut menargetkan provinsi miskin yang dihuni etnis minoritas yang meliputi Kurdi, Baluchs yang merupakan basis Muslim Sunni, dan menawarkan gaji sekitar 830 dolar untuk bertugas selama enam minggu di Suriah setelah pelatihan.

Asharq Al-Awsat/Middle EAST Update DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment