RAKYAT TURKI LEBIH KEJAM DARIPADA ISIS?


Beberapa waktu lalu, akun Ibu Dina Sulaeman mem-posting sebuah terusan berita yang berbicara mengenai kondisi Turki pasca kudeta. Lengkap dengan menggunakan foto seorang tentara berlumuran darah yang sedang digotong dan link sumber yang berasal dari 21stcenturywire.com.

http://21stcenturywire.com/2016/07/17/erdogans-purge-islamo-fascist-thugs-torturing-and-murdering-in-streets-of-turkey/

Link postingannya di facebook bisa dilihat di sini: https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10155008990213835&set=a.278825338834.189526.718338834&type=3&theater

Ada beberapa hal yang janggal dari berita tersebut. Pertama, soal kevalidan gambar serta video. Kedua, penggiringan opini. Dan ketiga, kevalidan sumber.

Kita kesampingkan dahulu hubungan beliau dengan Syiah dan Iran. Kita fokus pada Turki saja.

Mari kita bedah.

Pertama, mengenai kevalidan gambar dan video.

Di sumber asal 21stcenturywire.com, terdapat sebuah video yang diberi caption:

"A Turkish soldier has reportedly been beheaded on Istanbul’s Bosphorus Bridge by a pro-government mob. Graphic video footage and images online show the soldier lying on the ground surrounded by a pool of blood.”

Padahal, dalam video tersebut sama sekali tidak menunjukkan adanya pemenggalan. Terlihat bagaimana 21stcenturywire menyimpangkan isi berita.

Terdapat pula sebuah gambar yang menunjukkan seorang tentara berlumuran darah digotong oleh beberapa orang. Image address bisa dilihat di: http://21stcenturywire.com/wp-content/uploads/2016/07/13692895_10210428665258901_5172778023751182057_o-768x813.jpg

Tapi ternyata berita tersebut terpotong. Gambar asli dan kelanjutan dari foto tersebut bisa dilihat di:

http://www.cnnturk.com/yasam/ali-nuri-turkoglu-askerlere-yardim-etti?page=3

Terlihat bahwa seorang bernama Ali Nuri dan beberapa orang lain berusaha menyelamatkan tentara tersebut dan memasukkannya ke dalam sebuah mobil hitam. Tapi apakah kelanjutan foto tersebut di-upload juga?

Kedua, penggiringan opini.

Video dan gambar yang disebutkan tadi memang betul terjadi di Jembatan Bosphorus saat kudeta berlangsung. Namun, pemberitaan yang ditampilkan bukanlah 100% fakta. Dengan menyetujui foto-foto lainnya sebagai kejadian di Jembatan Bosphorus, mari kita lihat bagaimana Ibu Dina Sulaeman menggiring opini pembaca.

Di paragraf kedua, tertulis:

"Buntut dari kudeta-gagal di Turki lebih mengerikan daripada yang diperkirakan. Orang-orang AKP (partainya Erdogan) dan pendukung Ikhwanul Muslimin turun ke jalan untuk menegakkan “keadilan ala-ISIS”. Mereka melakukan aksi-aksi mengerikan, termasuk pemenggalan kepala, terhadap para tentara yang dituduh terlibat dalam kudeta."

Ada beberapa kata yang perlu dicermati dan diluruskan. Beliau menyandingkan kalimat "lebih mengerikan daripada yang diperkirakan" dengan "keadilan ala-ISIS" dan "pemenggalan kepala" dalam satu paragraf. Pembaca digiring agar berpikir bahwa rakyat Turki melakukan tindakan biadab terhadap para tentara pro kudeta, melebihi kebiadaban ISIS. Kita sama-sama tahu bagaimana kekejaman ISIS. Dan ini lebih kejam dari ISIS, Anda bisa bayangkan itu?

Lalu, AKP dan Ikhwanul Muslimin dicatut namanya serta disebut sebagai orang-orang yang "turun ke jalan". Padahal, Erdogan menyerukan seluruh warganya dan tidak menyebut organisasi apa pun. (http://www.cnnindonesia.com/internasional/20160716062926-134-145085/erdogan-perintahkan-rakyat-turki-lawan-kudeta-militer/)

Beliau juga menulis: "Penyiksaan pun terjadi di jalan-jalan dan polisi tidak melakukan intervensi. Seorang tentara Turki dilaporkan telah dipenggal di jembatan Bosphorus Istanbul oleh massa pro-pemerintah."

Mengenai pemenggalan sudah dibahas di atas, lalu bagaimana dengan penyiksaan?

Begini, jika Anda tengah berada dalam kecamuk kudeta. Anda berada di tengah jalan. Berhadapan dengan tentara bersenjata lengkap, bahkan disertai bom. Apa yang Anda lakukan? Tentu saja melawan. Anda membela diri. Ini adalah negara Anda yang sedang makmur. Tidak perlu hancur lagi oleh kudeta. Dan wajar jika Anda marah. Anda pukuli tentara itu sampai kemarahan Anda reda. Apa ini bisa disebut penyiksaan?

"Tapi kan kita punya pilihan untuk berhenti memukuli?"

Anda coba saja menjadi orang-orang yang ada dalam foto itu. :D

Terlihatlah bagaimana pemilihan kata dapat menggiring opini pembaca untuk berpikir betapa biadabnya rakyat Turki. Kita jadi lupa, siapa yang sedang mereka hadapi. Anak kecil tak berdosa atau sekadar pengguna jalan yang sedang lewat?

Agar dapat melihat informasi tersebut secara keseluruhan, silakan tengok:

https://www.thesun.co.uk/news/1454272/dramatic-moment-rebel-soldiers-hold-their-hands-up-in-surrender-after-failed-turkey-coup/

Ketiga, kevalidan sumber.

Ibu Dina menulis, "Ini bukan analisis ya, cuma meneruskan kabar dari media antimainstream (21stcenturywire)."

Pantas saja antimainstream, ternyata 21centurywire termasuk dalam kelompok Fake News, Silakan cek: http://www.fakenewswatch.com/

Situs tersebut tergolong ke dalam Clickbait Websites. Apa itu?

"Clickbait websites are sites that take bits of true stories but insinuate and make up other details to sew fear. Most of these are conspiratorial in nature are very unreliable."

Situs jenis ini kerap membuat jebakan klik untuk menaikkan jumlah pengunjung. Jangan tanyakan soal kredibilitas, akurasi, kejujuran, serta konsep verifikasi dan konfirmasi. Karena target utamanya adalah traffic.

Silakan cek: http://www.romelteamedia.com/2014/08/jebakan-klik-click-bait-modus-media.html

Situs seperti ini yang mau dijadikan rujukan?

Sayang sekali jika seorang profesor yang memiliki jumlah pembaca yang begitu banyak, membuat postingan bahkan mengambil rujukan dari sumber yang tidak kredibel. Para pembacanya pun banyak yang menelan mentah-mentah.

Di tengah arus informasi yang deras ini, mari semakin cerdas memilih berita. Bukan hanya fakta, tapi perhatikan pula setiap kata yang dipilih.

Allahu a'lam bi ash-shawwab.[]

Hary Setiawan DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Muslimina

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment