Jokowi: Jangan Gunakan Internet Untuk Mencela, Netizen: Jangan Gunakan Internet Untuk Menipu Rakyat, Pak!


Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Gerrakan Pramuka tidak menggunakan Tekonologi Informasi (TI) dengan sembrono. Ajakan itu disampaikan oleh Jokowi saat memberikan sambutan dalam pembukaan Jambore Nasional X di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta, Ahad, 14 Agustus 2016.

“Gunakan media sosial baru untuk mengajak anak muda lainnya untuk bergabung ke Gerakan Pramuka untuk lebih menarik minat anak muda terlibat dalam kegiatan Pramuka yang keren dan menyenangkan,” kata Presiden di hadapan 25.000 peserta Jambore Nasional X 2016.

Namun, Presiden juga mengingatkan kepada semua pihak agar tidak menggunakan media sosial untuk hal yang tidak produktif.

“Apalagi dipergunakan untuk mencela jangan, untuk menjelekkan orang lain jangan, untuk menebar kebencian jangan, asal bunyi serta ungkapan yang tidak produktif jangan sampai terjadi,” katanya.

Pada kesempatan itu, Presiden membuka acara Jambore Nasional X sekaligus peresmian acara peringatan Hari Pramuka ke-55.

“Saudara-saudara tentu semua sudah hapal Tri Satya dan Dasa Dharma Pramuka. Jalankan itu dalam kehidupan sehari-hari itu dengan baik,” kata Presiden.

Pesan presiden ini ditanggapi sinis oleh netizen. Mereka menganggap petuah Jokowi ini lebih tepat ditujukan kepada para pendukungnya yang kerap meggunakan kata-kata kasar dan menuliskan banyak ujaran kebencian serta mengunggah gambar-gambar yang tak layak hanya untuk mengejek lawan politik Jokowi.

Netizen @mata_indigo contohnya. Menanggapi berita tentang petuah Jokowi ini, netizen bernama asli Yudi ini langsung menjawab, “Cc Kodokers dan taikers”.

Sementara netizen lain, @don_supri setuju dengan pernyataan Jokowi  tersebut.

“Setuju, Pak! Jangan juga pake internet buat nipu rakyat..,” tulis netizen @don_supri hari ini, Ahad, 14 Agustus 2016.
Ranah maya memang rentan menjadi ajang perang kata-kata. Di ranah ini, politisi, selebriti, penulis, jurnalis dan berbagai profesi lain berbaur menjadi satu. Semua memiliki kemampuan yang sama untuk menyerang, mencela dan mempermalukan pengguna internet yang lain.

Ranah maya juga menjadi ajang pencitraan politisi. Jokowi, Ahok, dan sejumlah politisi lain, besar karena media sosial. Mereka sangat paham, dunia maya dan media sosial adalah ruang sempurna bagi pencitraan. Polesan artifisial pun kerap digunakan untuk memperelok ‘wajah’ para politisi itu demi meraih simpati publik.

Maka seyogyanya, permintaan Jokowi agar rakyat tidak menggunakan internet untuk mencela, ditambah pula dengan permintaan agar para politisi dan pejabat tak menggunakan internet dan media sosial untuk mengelabui rakyat. [portalpiyungan] DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Muslimina

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment