Turki: Sekali tepuk 2 'Nyamuk'


Pasukan Turki bersama pejuang FSA terus menggencarkan serangan di wilayah utara Suriah dan makin menjauhi daerah perbatasan pada awal pekan ini.

Langkah Turki ini seakan mengabaikan teguran dari Amerika Serikat, sekutunya di NATO, yang khawatir serangan tersebut bergeser jauh dari tujuan semula, yaitu menargetkan kelompok militan ISIS.

Militer Turki meluncurkan serangan lintas perbatasan di wilayah Jarablus hampir sepekan lalu dalam upaya untuk mengamankan wilayah perbatasan dan membersihkan kelompok teroris ISIS dari wilayah perbatasan.

Namun setelahnya pasukan Turki dan FSA juga terus bergerak ke wilayah yang telah dikuasai oleh milisi SDF, pasukan yang didominasi milisi Kurdi YPG dengan dukungan AS untuk melawan ISIS.

Kelompok pemantau perang Suriah, SOHR, menyatakan 41 orang tewas dalam serangan udara militer Turki ketika pasukan bergerak menuju arah selatan pada Minggu (28/8).

Turki membantah operasi militernya telah merenggut nyawa warga sipil, dan mengklaim serangan itu menewaskan 25 militan Kurdi.

"Kami ingin memperjelas bahwa serangan yang terjadi di daerah di mana tidak ada markas ISIS, merupakan serangan yang tidak dapat diterima dan menjadi sumber keprihatinan kami yang mendalam", kata Brett McGurk, utusan khusus AS untuk memerangi ISIS, dikutip CNN Indonesia dari Reuters, Senin (29/8).

"Kami menyerukan kepada semua pelaku bersenjata untuk mundur", tulisnya di Twitter, mengutip pernyataan dari Departemen Pertahanan AS.

Turki sebelumnya telah mengungkapkan bahwa operasi ini memiliki tujuan "pembersihan ganda" yakni menumpas ISIS di wilayah perbatasan yang dapat mengancam keamanan di Turki, serta mencegah makin luasnya kekuasaan YPG.

Ankara memandang YPG sebagai ancaman karena "berafiliasi" dengan militan Kurdi PKK, yang juga meluncurkan pemberontakan dan serangan teroris di Turki.

Sikap Turki bertentangan dengan AS yang menilai YPG sebagai sekutu "paling efektif" di darat dalam memberantas ISIS di Suriah.

Invasi Turki atas SDF/YPG semakin meregangkan hubungan Ankara dan Washington, utamanya setelah AS tak juga mengekstradisi Fethullah Gulen, tokoh agama Turki yang dituding sebagai dalang percobaan kudeta dan masih tinggal dalam pengasingannya di Pennsylvania, AS.

"Turki bertekad untuk mengambil sejumlah langkah untuk menjamin keamanan warganya di tanah airnya maupun negara tetangga", kata Presiden Tayyip Erdogan pekan lalu, sembari menekankan bahwa operasi militer hanya akan dihentikan jika tak ada lagi ancaman keamanan, termasuk dari YPG.

Sementara dalam konferensi pers yang digelar pada Senin, Menteri Urusan Eropa Turki Omer Celik menyatakan, "Tidak ada yang berhak memberitahu kami organisasi teroris apa yang boleh kami lawan".

Pasukan Turki dan FSA merangsek masuk ke Manbij, kota yang terletak sekitar 30 km sebelah selatan perbatasan Turki bulan ini dengan bantuan AS.

Militer Turki berhasil menghancurkan delapan target ISIS dengan tembakan artileri lintas batas, sebagai respon atas serangan roket dari Suriah menghantam kota perbatasan Kilis.

Turki menuduh YPG berupaya memanfaatkan kekosongan kondisi keamanan di perbatasan dengan merebut sejumlah wilayah yang sebelumnya tak mereka kuasai. Termasuk upaya pembersihan etnis atau pengusian warga non-Kurdi.

"YPG terlibat dalam upaya pembersihan etnis, mereka menempatkan siapa mereka ingin di daerah itu", kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu di Ankara, sembari menuntut pasukan Kurdi untuk mundur dari wilayah timur di sungai Efrat.

Secara garis besar perang Suriah memiliki 4 kubu utama, yaitu rezim Assad, oposisi Sunni, milisi Kurdi dan ISIS.

Sementara bagi negara asing, ISIS dijadikan alasan untuk melakukan campur tangan di negeri itu. Turki berada di pihak oposisi, Rusia mendukung Assad, sementara AS bersama Kurdi.

Tidak ada penolakan dari Rusia atas aksi Turki baru-baru ini.

Pada hari Selasa (30/8), Seluruh milisi Kurdi Suriah utara yang didukung Amerika Serikat di Suriah utara dinyatakan sudah berpindah ke sisi timur Sungai Efrat.

Langkah ini diharapkan dapat mengurangi ketegangan di wilayah perbatasan Suriah-Turki, hampir sepekan setelah militer Turki memutuskan memasuki Suriah dan meluncurkan serangan terhadap ISIS dan milisi Kurdi. (CNN Indonesia/Reuters/rslh) DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Muslimina

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment