Erdogan: Kita Tidak Dapat Serahkan Nasib Dunia Kepada 5 Negara


Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan kembali membuat pernyataan yang mengejutkan dalam pidato Sesi ke 71 Sidang Umum PBB di New York bahwa 5 negara anggota tetap PBB tidak mempunyai hak menentukan nasib seluruh dunia.

Pada Selasa, Presiden Turki juga menyampaikan keprihatinannya terhadap fakta bahwa hampir semua 5 anggota tetap PBB berasal dari negara-negara Kristen dan hanya mewakili 3 benua saja, Eropa, Amerika dan Asia.

“Sistem ini menundukkan seluruh dunia kepada keputusan 5 negara saja. Ini tidak adil. Kami berulang kali menawarkan kepada PBB untuk menjadikan semua anggota PBB sebagai anggota permanen. Dengan demikian, keanggotaan akan berputar dalam menentukan keputusannya setiap tahun sehingg masing-masing mereka mempunyai hak yang sama untuk mengambil keputusan penting yang berkaitan dengan semua urusan dunia,” tandasnya. “Tanpa itu, sulit untuk menjadikan PBB sebagai lembaga yang demokratis, fair, transparan dan efisien,” tambahnya.

Sebelumnya, Amir Qatar Tamim bin Hammad al Thani mengkritik pedas kelemahan sistem PBB dan responnya yang tidak memadai masyarakat internasional atas krisis di Suriah dan penjajahan Israel di Palestina.

Katanya, “Kita tidak dapat lagi mengabaikan kelemahan sistem dalam PBB dan ketidakmampuannya dalam banyak hal untuk menerapkan keadilan dalam mekanisme maupun praktik.”

Al Thani menyebutkan bahwa berlarut-larutnya konflik di Palestina karena negara-negara anggota Dewan Keamanan PBB bersikap pilih-pilih dalam menyelesaikan masalah dunia.

Penyelesaian Krisis Suriah

Dalam kaitannya dengan krisis kemanusiaan di Suriah, Erdogan menandaskan bahwa meskipun Barat berkeberatan dengan membanjirnya pengungsi, “kami akan tetap mengakui para pengungsi itu karena mereka manusia.”

“Masuknya Turki ke Suriah utara pada awal September dalam rangka menjamin kedamaian, keseimbangan dan stabilitas di kawasan ini yang dihancurkan oleh ketidakberdayaan,” ungkapnya.

“Kami tidak mau kehilangan lagi banyak waktu untuk segera menyadari pentingnya proses penyelesaian politik dan mengakhiri akar problem, yakni perang dan atmosfer kekejaman di Suriah.”

Erdogan menandaskan bahwa masuknya Turki ke Suriah dilakukan setelah bertahun-tahun negara-negara besar dunia tidak menjawab permintaan Turki untuk menciptakan “zona aman” di sepanjang perbatasan dalam rangka menyingkirkan ISIL, para pemberontak Kurdi dan menghentikan gelombang pengungsi yang menyebabkan ketegangan di Eropa.

Erdogan menjamin bahwa masa depan Suriah harus ditentukan oleh rakyat Suriah sendiri.

“Mengapa pembunuh ini didukung oleh beberapa negara?”, kritik pedas Presiden Turki kepada negara-negara yang memberi dukungan kepada diktator Bashar Assad, seperti Rusia, China dan Iran.

“Assad tidak dapat menjadi bagian dari masa transisi…dunia harus mencari penyelesaian tanpa Assad. Integritas wilayah Suriah harus dihormati oleh negara-negara lain. Turki tidak punya rencana untuk tetap tinggal di Suriah. Kita menghormati integritas wilayah Suriah,” tandasnya.

Setelah 5 tahun sejak pecah perang Suriah, pendirian Erdogan atas rejim Assad tidak berubah.

“Turki akan “memberikan semua jenis dukungan” untuk para tamunya (pengungsi) yang kini telah mencapai 2,7 juta dan akan bekerja memperbaiki kondisi mereka secara internasional”, ungkapnya.

Turki menduduki urutan pertama  yang  menyumbangkan 0,54 persen dari GDP-nya untuk bantuan kemanusiaan.

Ankara hingga kini telah mengeluarkan anggaran sebesar 12 milyar dollar untuk menangani para pengungsi Suriah di perbatasan, sementara hanya menerima bantuan 500 ribu dari masyarakat internasional.

“Masyarakat internasional, termasuk Uni Eropa diharapkan meningkatkan kontribusinya dengan bantuan keuangan maupun lainnya”, seru Erdogan.

“Anda tidak dapat menjamin keamanan dengan membangun kawat berduri dan tembok pemisah yang tinggi,” kritiknya kepada para pemimpin dunia.

“Oleh karena itu, kita tidak mau kehilangan banyak kesempatan dengan membiarkan krisis itu berlarut tanpa penyelesaian karena telah membunuh ratusan ribu rakyat yang tidak berdosa,” tandasnya.

“Rejim Bashar al Assad telah menghukum rakyatnya sendiri dengan kelaparan dan penderitaan agar mereka menyerah atau jika tidak harus mati,” ungkap Erdogan. DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Muslimina

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment