Nusron Digaji dari Uang Rakyat Untuk Urus TKI, Bukan Urus Ahok, Jangan Makan Gaji Haram


Posisi Nusron Wahid sebagai Ketua Tim Pemenangan calon petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, menuai banyak kritik. Nusron dianggap lebih fokus pada pemenangan Ahok ketimbang kinerjanya sebagai Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI).

Komisi IX DPR mengkritik kinerja Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Nusron Wahid. Kritik datang dari Anggota Komisi IX DPR RI Okky Asokawati menilai, Nusron lebih aktif mengurusi politik ketimbang TKI.

"Terkait posisi Kepala BNP2TKI Nusron Wahid yang belakangan lebih terlihat aktif sebagai politisi dan Ketua Tim Pemenangan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok daripada posisinya sebagai Kepala BNP2TKI, sungguh memprihatinkan," kata Okky, Senin (15/8).

Saking sibuknya dengan urusan politik, dia menyebut Nusron sampai melupakan nasib para TKI. Banyak kasus yang menjerat para TKI yang luput dari perhatian Nusron. Misal TKI yang terlibat kasus peredaran narkoba di Hongkong.

Okky mempertanyakan, komitmen Presiden Jokowi soal anak buahnya yang rangkap jabatan politik. Padahal, sejak dilantik sebagai presiden, Jokowi menegaskan jajarannya untuk meninggalkan tugas sebagai pengurus partai.

"Komitmen Presiden Jokowi agar anak buahnya tidak merangkap jabatan politik mestinya dapat ditegakkan kepada Kepala BNP2TKI ini," tutup Okky, seperti dilansir merdeka.com.

Nusron ini pejabat negara yang digaji dari uang rakyat. Maka kalau dia malah bekerja untuk pemenangan Ahok, ini termasuk penyalahgunaan jabatan. Ini sudah masuk korupsi. Karena sudah diluar tugas dan tanggungjawabnya.

Apa Nusron mau makan gaji haram duit rakyat? Digaji untuk urus TKI, tapi malah urus Ahok???

Apa AHOK termasuk TKI? Dari China? DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Muslimina

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment