Presiden Uzbekistan Islam Karimov telah meninggal pada hari Jum'at (2/9/2016) pada usia 78 setelah menderita stroke yang menempatkan dia dalam kondisi kritis, menurut tiga sumber diplomatik.
"Ya, dia telah meninggal," salah satu sumber mengatakan, mengacu pada pemimpin veteran yang telah berada di rumah sakit sejak Sabtu lalu.
Pemerintah Uzbekistan mengatakan pada hari Jum'at bahwa Presiden Islam Karimov dalam kondisi kritis, setelah seminggu spekulasi bahwa presiden yang memimpin negara itu hampir 27 tahun bisa berada di ambang kematian.
"Rekan-rekan tersayang, dengan berat hati kami memberitahu Anda bahwa kesehatan Presiden kita telah memburuk secara tajam dalam 24 jam terakhir hingga mencapai keadaan kritis, menurut dokter," kata pemerintah dalam sebuah pernyataan.
Pengumuman hari Jum'at menyueul berhari-hari laporan tidak resmi bahwa Karimov dekat dengan kematian atau bahkan mati. Putrinya Lola mengatakan awal pekan ini presiden berusia 78 tahun menderita pendarahan otak.
Dia sudah tidak terlihat di depan umum sejak pertengahan Agustus, dan pemerintah akhir pekan lalu mengaku ia sakit.
Tindas umat Islam
Karimov telah berkuasa di negara Asia Tengah itu sejak tahun 1989. Di bawah pemerintahannya, Uzbekistan, yang 88 persen penduduknya adalah Muslim, dikekang kebebasannya dalam beragama.
Kelompok hak asasi manusia (HAM) telah lama menuduh Uzbekistan menindas kebebasan beragama sebagai bagian dari kampanye menentang kebangkitan Islam di negara itu.
Penindasan itu termasuk menahan dan menyiksa masyarakat Muslim yang mengamalkan perintah agama mereka.
Pihak berwenang juga larang aktivitas mengajarkan Al-Quran kepada anak-anak, menganggap itu sebagai salah satu perbuatan ‘radikal’.
Tahun 1998 negeri itu menyetujui hukum denda dan penjara bagi yang mengenakan pakaian keagamaan, termasuk jilbab.
0 komentar:
Post a Comment