Militan Syiah dan Ancaman Banjir Darah di Mosul


Selama peringatan Asyura, salah satu pemimpin Syiah dalam milisi Pasukan Mobilisasi Rakyat (PMF) bentukan pemerintah Irak menyatakan bahwa pembebasan Mosul akan menjadi “balas dendam atas para pembunuh Hussein”. Pernyataan sektarian ini banyak diabaikan media dan negara-negara Barat yang tengah berambisi menggulingkan pemerintahan Daesh yang sedang berkuasa di kota Mosul, Irak Utara.

Kenyataannya bahwa Qais al Khazali, ulama dan pemimpin milisi Asaib Ahlul Haq (AAH) yang didukung Iran ini tidak lepas dari perhatian para pengamat yang sebelumnya memang khawatir dengan bangkitnya sektarianisme yang disiram Iran di negara itu. Asyura dijalankan penganut Sunni dengan beribadah puasa sebagai ungkapan terima kasih kepada Allah yang telah menyelamatkan Musa dari kejaran Fir’aun, namun bagi Syiah dianggap sebagai hari duka cita karena kematian cucu Nabi SAW, Hussein bin Ali yang tewas dalam pertempuran Karbala 1400 tahun silam. Syiah Radikal menyalahkan para tokoh Sunni atas kematian cucu Nabi tesebut dan menyerukan balas dendam atas mereka walaupun mereka telah meninggal lebih dari seribu tahun yang lalu.

Maka apa yang dimaksud oleh para Syiah ekstrimis  yang menyerukan balas dendam tersebut? Pada masa modern ini, tidak lain adalah Sunni, yang sebenarnya tidak ada kaitannnya dengan peristiwa tragis lebih dari 1000 tahun yang lalu. Dalam pidatonya, dia menekankan pentingnya partisipasi PMF dalam operasi pembebasan Mosul mendatang. Khazali menyebutkan bahwa Presiden Turki Recep Tayyip Erdohan, Pemimpin Kurdi Irak Massoud Barzani dan mantan gubernur Sunni Ninawa Atheel Al Nujaifi adalah cucu dari “Yazid Bin Muawiyyah”. Yazid dan Muawiyyah (shabat Nabi) adalah sosok  yang disebut kelompok Syiah bertanggung jawab atas kematian Hussein.

Mengapa hal ini ditutup-tutupi dan tidak diletakkan dalam konteks yang tepat? Apakah dunia tidak menyadari bahwa Al Khazali dan sekutunya sedang akan berperang di Mosul, dimana ada 1,2 hingga 1,5 juta warga Sunni yang berada didalamnya? Apakah orang tidak menyadari bahwa “Setan Besar” AS sedang mengerahkan kekuatan senjatanya untuk membantu agenda sektarian yang dibuat, dipasarkan dan dijual oleh Iran melalui proxy terorisnya, seperti AAH? Apakah orang buta atas fakta bahwa hal ini dapat berarti bahwa AS sedang secara tidak langsung berperan dalam kejahatan perang dan pelanggaran HAM yang akan dilakukanPMF di Mosul?

PMF dan militer Irak sebelumnya telah bersalah melakukan kejahatan perang dan HAM tak terhitung jumlahnya. Di Tikirt, gambar video yang kemudian diblok perusahaan sosial media seperti Twitter menunjukkan bahwa dua pria Sunni dipenggal kepalanya diatas Humvee yang digunakan oleh milisi dan kemudian dikuliti karena dituduh teroris.

Dalam perang memperebutkan kota minyak Baiji di Irak Utara, seorang milisi Syiah bernama Abu Azrael yang dianggap media Barat sedang berperang melawan Daesh direkam sedang menggunakan pedang untuk menguliti seorang jasad Sunni yang terbakar spertu “shawarma” (hidangan daging cincang).

Yang terbaru, dalam operasi merebut Fallujah, PMF dan militer Irak menangkap penduduk Sunni, yang kemudian dipukuli, disiksa dan menjadi subyek perlakuan mengerikan seperti menyaksikan sesama tawanan dibantai dan kemudian dipaksa meminum darahnya.

Apakah dunia membutuhkan bukti lebih banyak bahwa PMF akan melakukan kejahatan dan kekejian perang di Mosul? Sementara Presiden Obama sibuk melakukan negosiasi nuklir dengan Iran dan merehabilitasi rejim Mullah di Teheran dimata internasional, dia kemudian menutup mata atas apa yang dilakukan teman barunya melalui para milisi teroris di Irak dan semua itu dilakukan atas dalih  memerangi Daesh?

Iran sendiri secara terbuka menyatakan telah membentuk “Pasukan Pembebasan Syiah” (SLA) yang akan beroperasi di dunia Arab dibawah kendali dan tanggung jawab langsung komandan Garda Revolusi Islam (IRGC), Brigadir Jenderal Qassem Soleimani. Dalam pernyatannya, brigade ini telah beroperasi di tiga front, yakni: Irak, Yaman dan Suriah.

Soleimani adalah perwira tinggi yang beroperasi di kawasan Timur Tengah dan digambarkan sebagai “agen paling kuat di Timur Tengah sekarang ini” oleh mata pejabat CIA dan tentu mudah ditebak mengapa. Sebagai komandan IRGC, dia bertanggung jawab atas operasi militer di luar wilayah Iran, termasuk mempertahankan jaringan organisasi teroris yang dikendalikan Iran, yang membentang dari Irak, Suriah, Lebanon dan sekitarnya. Ini termasuk Hizbullah, yang terlibat langsung dalam pembantaian di Suriah maupun kelompok sejenis seperti AAH di Irak.

Ketika sumbu sektarian akan segera dilepaskan di Mosul, maka saya tidak akan terkejut ketika banyak orang kaget dan jijik melihat apa yang akan terjadi kemudian, yakni berlanjutnya genosida atas komunitas Sunni di Irak dalam kehancuran Mosul. DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Muslimina

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment