Ini Bukti Kaum Sekular Lebih Radikal dari Islam Radikal


Menjelang Aksi Damai Bela Al Quran 4 Nov 2016, kaum sekular mulai berkicau melontarkan statemen-statemen negative dan sinis menentang aksi ini, menunjukkan betapa besarnya kebencian mereka terhadap kaum Islamis, sebagaimana membuktikan betapa nyelenehnya pemikiran mereka tentang Islam.

Perhatikan bagaimana komentar seorang pentolan JIL Lutfi Assyaukanie dalam akun facebooknya:
“Apa hikmah terbesar dari hiruk-pikuk Pilkada Jakarta Ini? Saya semakin yakin bahwa agama saya punya umat yang brutal, norak, pemarah dan dungu. Apa yang dulu diajarkan ketika saya kecil bahwa Islam adalah agama pemaaf, santun, rahmatan lil alamin cuma omong kosong. Agama ini telah gagal menciptakan orang-orang baik, pemaaf dan khoiru ummah. Siapa yang mau ikut agama yang brutal? Siapa yang mau ikut orang-orang bengis norak dan tolol? Agama yang tidak bisa mengubah prilaku umatnya menjadi lebih baik adalah agama yang gagal, agama yang tak layak dibanggakan.”


Seperti itulah pemikiran yang sudah tersetting oleh paham-paham nyeleneh Barat, Sikap kaum sekular  selalu berbanding lurus dengan sikap musuh-musuh Islam dari luar, baik disengaja atau tidak, disadari atau tidak. Permusuhan mereka terhadap kaum Islamis melebihi permusuhan musuh-musuh Islam terhadap umat Islam. Bahkan kata-kata yang mereka gunakan lebih kasar daripada kata-kata kelompok Islam Radikal. Bisa dilihat bagaimana Assyaukani menyifati umat Islam yang tergabung dalam aksi ini—yang di dalamnya ada para ulama, kiayi, tokoh, dsb,  dengan kata-kata brutal, nora dungu dan tolol. Lebih dari itu ia tidak ada bedanya dengan Ahok yang telah menistakan agama ini ketika menilai Islam sebagai   “agama gagal, agama brutal, agama yang tidak layak dibangggakan.” maka sangat tidak salah kalau kita katakan bahwa kaum sekular lebih radikal dari Islam Radikal.

Peran kaum sekularis dalam perang pemikiran–menurut Malik Bin Nabi dalam bukunya Perang Pemikiran di Negeri-Negeri Terjajah–selalu menjadi perpanjangan tangan musuh-musuh Islam yang seringkali menampilkan sikap menentang proyek Islam dan berpihak kepada kepentingan penjajah. Bahkan beliau mengumpamakan sikap kaum sekular layaknya sebuah robot yang bisa bebicara atau bergerak secara sistematis hanya dengan sekeping uang koin yang dimasukkan ke lobang di belakang badannya.

Dan kenyataannya dalam setiap proyek kebangkitan Peradaban Islam, sejarah mencatat, kaum sekular selalu menjadi duri dalam daging, musuh dalam selimut, menjadi penghambat laju gerakan kebangkitan Islam. Semoga Allah menyelamatkan kita dari fitnah kaum sekular. Amin.

http://www.penapembaharu.com/2016/11/03/ini-bukti-kaum-sekular-lebih-radikal-dari-islam-radikal/ DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Muslimina

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment