Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Selasa menggambarkan kekerasan terhadap perempuan sebagai “kejahatan terhadap kemanusiaan” dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan menjelang Hari Perempuan Internasional.
Erdogan mengatakan: “Kita harus melakukan upaya lebih untuk benar-benar mengakhiri kekerasan terhadap perempuan, yang saya lihat sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.”
“Untuk mengatasi masalah ini, pertama-tama perubahan mentalitas diperlukan,” kata Erdogan, menambahkan bahwa negara, serta perguruan tinggi dan LSM, memiliki tanggung jawab yang penting dalam memberikan kontribusi mengakhiri kekerasan terhadap perempuan.
“Saya percaya kita akan mengatasi masalah ini dengan kekuatan nilai-nilai peradaban, sejarah dan budaya kita,” katanya.
Presiden Turki juga menjelaskan evolusi hak-hak perempuan di Turki sejak tahun 2002, ketika Partai Keadilan dan Pembangunan, atau AKP pertama kali menduduki kekuasaan.
Jumlah perempuan yang masuk di sekolah dasar dan menengah telah meningkat dari 87 persen pada tahun 2002 menjadi 97 persen saat ini.
Tingkat partisipasi kerja perempuan meningkat dari 24 persen pada tahun 2003 menjadi lebih dari 33 persen.
Dia menambahkan bahwa anggota parlemen perempuan saat ini meningkat tiga kali lipat dibandingkan tahun 2002, ketika mereka mewakili 4,5 persen dari anggota parlemen.
“Meskipun kita melihat angka-angka ini signifikan, kita menilai ini belum cukup,” tambahnya.
Erdogan juga mengatakan perempuan Turki telah historis ditandai perjuangan untuk demokrasi dan kebebasan di Turki.
“Pengorbanan dan keberanian perempuan kami pada malam 15 Juli telah terukir dalam sejarah kita sebagai sebuah gambar yang tidak akan pernah terlupakan,” tambahnya. Tahun lalu upaya kudeta menyebabkan 249 korban jiwa dan melukai 2.193 lainnya.
Hari Perempuan Internasional, dirayakan pada tanggal 8 Maret, lahir setelah kegiatan gerakan buruh di AS dan Eropa pada awal abad ke-20.
Yeni Safak
0 komentar:
Post a Comment