Tokoh Syi'ah Muhammad Tawhidi: Shahih Bukhari-Muslim Mengajarkan Terorisme


Adelaide – Tokoh Syiah Australia, Muhammad Tawhidi, mengeluarkan pernyataan-pernyataan kontroversial terkait Islam dan kaum muslimin. Salah satu yang paling menyakitkan adalah tudingannya terhadap kitab Shahih Bukhari-Muslim, yang disepakati sebagai kitab paling shahih setelah Al-Qur’an. Ia mengatakan bahwa buku itu mengajarkan aksi-aksi terorisme.

“(Shahih) Bukhari, buku yang sangat terkenal. (Buku) ini ada di rumah-rumah orang Islam, ada di mana-mana. Mereka menempatkannya di rak, di samping Al-Qur’an. Setiap tindakan terorisme diajarkan dari buku itu. Sayangnya, buku itu tersedia secara luas, dijual, dan diterbitkan di Australia,” katanya saat berbicara di Rotary Club of Adelaide, seperti dikutip dari MEMRI.org, Kamis (06/04) lalu.

Pria lulusan Universitas Qum Iran itu juga mendukung upaya pembatasan masjid, muslimah berhijab, juga penerapan syariat Islam. Tawhidi menuding bahwa pembangunan masjid dapat menjadi sarana untuk membentuk muslim radikal. Untuk itu, ia meminta agar pihak intelijen mengawasi para imam yang berada di masjid.

“Saya selalu meminta ASIO (Australian Security Intelligence Organization) untuk memeriksa rekening bank para imam muslim dan siapa yang mendanai mereka. Apakah orang-orang yang mendanai mereka berharap dapat mencuci otak para pemuda?” katanya pada Selasa 21 Maret lalu.

Lebih jauh, ketua Asosiasi Islam Australia Selatan ini menyebut bahwa Palestina adalah tanah milik bangsa Yahudi. “Saya tidak pernah mengatakan ini sebelumnya. Tapi Palestina adalah tanah Yahudi. Maksudku, ayolah, siapa yang tidak mengetahui hal ini? Bahwa Yesus datang ke Yerusalem, ia datang kepada orang-orang Israel yang ada di sana. Jadi ini adalah tanah Yahud,” klaimnya. DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Muslimina

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment