Kakek Saparuli di Aksi Bela Rohingya: Karena Iman Saya Tidak Capek


Siapa yang tega melihat pembantaian muslim Rohingya oleh rezim Myanmar? Rasa ketidaktegaan itulah yang menggugah Saparuli untuk mengikuti aksi solidaritas untuk Rohingya di depan Kedubes Myanmar, Rabu (06/09).

Bahkan, dengan umur yang sudah tak muda lagi, 72 tahun, Saparuli bersikeras untuk mengikuti aksi tersebut. Rambutnya yang memutih menjadi saksi semangat yang membara dari kakek asli Lampung ini.

“Sebagai sesama saya sangat prihatin atas yang saya dengar Pembantaian umat Islam di Rohingya di Myanmar. Mudah-mudahan amal saya yang sedikit ini diterima oleh Allah,” katanya saat ditemui Kiblat.net.

“Biarpun cuma sendiri mudah-mudahan inilah yang saya bisa kerjakan untuk membela saudara Muslim dan Allah Subhanahu Wa Ta’ala,” sambungnya.

Oleh sebab itu, Saparuli berharap pemerintah Indonesia betul-betul memperjuangkan nasib warga Rohingya. Ia menegaskan, sekarang umat Islam Rohingya benar-benar dizalimi oleh rezim yang mayoritas Buddha.

“Padahal di Indonesia umat Buddha sama sekali tidak diganggu oleh umat Islam dan Indonesia. Ternyata umat Islam di Myanmar mereka bantai dengan sangat biadab,” ujarnya dengan nafas terengah-engah.

Keringat pun mulai tampak di kening Saparuli. Sesekali ia membetulkan kaca mata yang ia kenakan. Ia menegaskan, rasa capeknya tak mengalahkan rasa kepedulian terhadap sesama Muslim.

“Capek juga. Cuman karena iman, saya tidak merasakan capek. Bahkan saya ke sini naik sepeda motor. Demi membela Allah secara maksimal, itu yang bisa saya lakukan,” tegasnya.

Dia kemudian berharap kepada seluruh umat Islam apabila melihat saudaranya disiksa dan dizalimi, harus bangkit membantu mereka.

Kiblat DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Muslimina

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment