Mengharukan! Inilah Indonesia di Mata Muazin Masjidil Haram


Mekkah — Postur tubuhnya tinggi besar, sebagaimana rata-rata Arab. Mukanya putih bersih dengan kain putih (samagh) yang selalu menutupi kepalanya. Sebenarnya ia pun mengenakan gamis putih, namun kain pelapis gamis (misylah) warna hitam menutupinya. Namanya Syaikh Ahmad bin Yunus Al-Khaujah.

Pagi itu (Rabu 06/09) ia diundang oleh Markaz Inayah bil Jaliyat Indonesia, untuk hadir di Masjid Al-Rajihi, Mekkah bersama sekitar 200-an jamaah haji 2017 asal Indonesia. Markaz Inayah sendiri adalah perkumpulan yang terdiri dari beberapa mahasiswa asal Indonesia yang tinggal di Saudi, dan bergerak dalam kegiatan dakwah sesama warga Indonesia yang tinggal di Arab Saudi.

Tak hanya Syaikh Ahmad yang diundang, sebenarnya. Syaikh Bandar Jalilah, salah satu imam Masjidil Haram juga harusnya datang. Namun karena alasan kesehatan, ia batal menghadiri acara yang rutin digelar setiap tahunnya oleh Markaz Inayah bil Jaliyat Indonesia itu.

Syaikh Ahmad mengawali sambutannya di podium, didampingi Wakil Ketua MUI, KH. Tengku Zulkarnain. “Bagi kami, Indonesia adalah negeri yang berbarakah. Penduduknya dengan cepat bisa menerima dakwah Islam,” tutur Syaikh. Karenanya, Indonesia menjadi negara Muslim terbesar, dan rombongan jamaah hajinya pun paling banyak.

“Ketika datang ke Mekkah, sesungguhnya orang-orang Indonesia sedang mengunjungi tanah dan rumahnya sendiri,” lanjutnya disusul pekik takbir hadirin. “Tidak ada satu kawasan pun di Mekkah ini yang kosong dari orang-orang Indonesia. Bahkan di Mekkah beberapa ulama, ahli hadits dan ahli qiroat memiliki darah Indonesia.”

Syaikh Ahmad sempat berhenti sejenak ketika mengenang bagaimana orangtuanya mendidik dan mengenalkan akhlak Nabi SAW kepadanya sejak kecil. “Kalau berbicara tentang akhlak Rasulullah SAW, saya selalu ingat dan membanggakan akhlak orang-orang Indonesia,” tuturnya lirih. “Pada diri merekalah, sesungguhnya akhlak Rasulullah SAW tercermin.”
Sejumlah hadirin pun larut dalam suasana haru. Beberapa di antaranya memekikkan takbir. Di akhir sambutannya, Syaikh Ahmad pun menyerahkan misylah nya kepada KH. Tengku Zulkarnain. Menjelang azan Zuhur, acara ditutup dengan pembagian cindera mata dari panitia kepada beberapa tokoh dan tamu undangan.

Kiblat DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Muslimina

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment