Kecam Teroris PKK, Warga: “Suriah dan Turki Adalah Teman”


Warga Suriah yang tinggal di zona de-eskalasi (zona aman) provinsi Idlib memberikan sambutan hangat kepada pasukan Turki yang ditempatkan di daerah tersebut dalam rangka mendukung gencatan senjata dan menjaga perdamaian.

Saat tentara Turki memasuki distrik Darat Izza, sebuah zona de-eskalasi di pedesaan barat Aleppo, penduduk memberikan aplaus untuk Turki dan Presiden Recep Tayyip Erdogan, koresponden kantor berita Anadolu melaporkan, Jumat (13/10/2017).

Warga setempat meneriakkan slogan, seperti “Suriah dan Turki adalah teman” dan “Kita semua mencintai Erdogan”.

“Kami senang melihat saudara laki-laki kami dikerahkan di sini; selamat datang,” ucap seorang penduduk setempat kepada Anadolu Agency. “Erdogan mewakili umat manusia. Tuhan mengutuk PKK (kelompok teroris),” serunya.

PKK adalah Partai Pekerja Kurdistan yang selama ini dikenal kerap melancarkan serangkaian aksi teror di Turki. Di Suriah, PKK dengan organisasi sayapnya seperti PYD dan YPG/SDF, mendapat dukungan dari AS dan Rusia.

Mendukung Erdogan, warga Suriah pun menyatakan kecamannya terhadap PKK yang, oleh Turki, dicap sebagai teroris.

Banyak warga setempat berkumpul ba’da shalat Jumat untuk menyatakan dukungan mereka terhadap pasukan Turki.

“Terima kasih telah melindungi orang-orang Suriah,” teriak mereka. “Selamat datang kembali ke negaramu, anak-anak Mehmet si Penakluk.”

Sejalan dengan kesepakatan yang dicapai selama perundingan damai sebelumnya di Astana, tentara Turki bertugas memantau gencatan senjata dan menetapkan serangkaian titik pos monitoring di sepanjang garis Idlib-Afrin.

Pada Kamis (12/10) malam, konvoi militer Turki memasuki utara Idlib setelah dikirim dari distrik Reyhanli di provinsi Hatay tenggara Turki.

Pasukan Turki awalnya ditempatkan di dekat Afrin, yang terletak di sebelah perbatasan Turki dan yang saat ini jadi basis kelompok teroris PKK/PYD.

Pengerahan militer Turki dilakukan sesuai dengan kesepakatan sebelumnya yang dicapai di Astana oleh tiga negara penjamin: Turki, Rusia dan Iran.

Selama penempatan, yang diperkirakan akan secara bertahap meluas ke selatan, pasukan Turki berharap dapat mendirikan lebih dari sepuluh pos monitoring di Idlib.

Sebelumnya telah dicapai kesepakatan antara Hai’ah Tahrir al-Sham (HTS), kelompok Mujahidin Suriah, dengan Turki. Turki telah menjalin kesepakatan dengan 40 lebih faksi revolusi Suriah, termasuk dengan HTS yang dinilai paling “radikal” dan selama ini dianggap berafiliasi kepada jaringan Al-Qaidah.

Kesepakatan non-agresi telah disetujui antara Turki dengan HTS pada Senin, 9 Oktober 2017 lalu. Di antara kesepakatan itu, Aliansi Perisai Eufrat (kelompok kriminal dukungan AS) dilarang masuk ke wilayah Idlib yang telah dibebaskan. Sementara tentara Turki tidak boleh masuk ke dalam Kota Idlib dan daerah sekitarnya.

HTS juga sepakat memberikan tiga pos Ribath yang berhadapan dengan aliansi Kurdi kepada Pasukan Turki. Wilayah itu membentang dari Atmah-Darat hingga Izza-Anadan-Jandaras, dimana HTS sebelumnya bertanggungjawab atas pos-pos itu. Lalu, ada tiga pos Turki yang akan dijaga bersama HTS seperti di Armanaz, yang fungsinya membangun jalur pertahanan untuk mengantisipasi serangan lawan. (S)

Sumber: Anadolu, Salam-Online DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Muslimina

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment