Kolera Yaman Pecahkan Rekor Wabah Terparah di Dunia


Sana’a – Wabah kolera Yaman telah memecahkan rekor sejarah baru-baru ini. Save the Children pada Rabu (11/10/2017) melaporkan bahwa penyakit itu akan menginfeksi lebih dari satu juta orang, termasuk lebih dari 600.000 anak.

Sementara itu, Observatorium Kesehatan Global Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa penyakit tersebut telah menyebar lebih cepat daripada kasus kolera yang pernah tercatat.

“815.314 kasus penyakit di Yaman pada 10 Oktober, bersamaan dengan 2.156 kematian, sejak 27 April,” kata WHO.

Laporan itu telah melampaui 815.000 kasus wabah kolera selama tujuh tahun di Haiti, dimana Yaman dapat mencapai rekor itu hanya dalam waktu enam bulan.

“Kolera sudah lama ada di Yaman, tapi kami belum pernah melihat skala wabah atau kecepatan (menyebar) seperti ini,” kata Tamer Kirolos, Direktur Save the Children untuk Yaman.

Anak-anak terpengaruh secara tidak proporsional. WHO mengatakan sekitar 4.000 kasus dilaporkan terjadi setiap hari, sebagian besar di antara mereka yang berusia di bawah 18 tahun. Sekitar 25 persen dari mereka yang terinfeksi dan 16 persen dari mereka yang meninggal berusia di bawah lima tahun.

Pada bulan Agustus, Save the Children merilis sebuah studi yang menunjukkan bahwa lebih dari satu juta anak di bawah usia lima tahun kekurangan gizi, dengan sekitar 200.000 orang menderita malnutrisi akut parah dan tinggal di daerah di mana tingkat infeksi kolera sangat tinggi.

Anak-anak dengan malnutrisi akut setidaknya tiga kali lebih mungkin meninggal karena kolera dan penyakit diare lainnya. Penyakit tersebut sendiri menyebabkan malnutrisi lebih lanjut.

“Tidak dapat diterima bahwa anak-anak terjebak dalam siklus kelaparan dan penyakit yang brutal,” tambah Tamer Kirolos.

“Kami menghadapi skenario mengerikan bayi dan anak kecil yang tidak hanya kekurangan gizi tetapi juga terinfeksi kolera. Tragedi tersebut -gizi buruk dan kolera- mudah diobati jika Anda memiliki akses terhadap perawatan kesehatan dasar. Namun rumah sakit telah hancur, 30.000 petugas kesehatan sektor publik belum dibayar hampir setahun, dan penyerahan bantuan vital terhambat,” jelasnya.

“Dunia harus bertindak sekarang untuk mencegah lebih banyak anak meninggal dari penyakit yang sepenuhnya dapat dicegah.” imbuhnya.

Seperti diketahui, krisis Yaman terjadi setelah kelompok pemberontak Hutsi mengambil alih ibu kota Sana’a dua tahun lalu dan sejumlah kota. Hal itu ditindaklanjuti dengan pasukan koalisi Saudi yang terus melakukan gempuran tarhadap basis-basis Hutsi.

Sumber: The New Arab/kiblat DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Muslimina

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment